Langsung ke konten utama

MOS

Pagi yang cerah ku sambut dengan senyuman maniz yang terpias. Aku menyiapkan segala kebutuhan untuk masuk sekolah baru. He...
Sekarang aku sudah remaja dan jelasnya aku sudah masuk ke jenjang yang agak tinggi, (lebih tinggi dari sebelumnya, tapi maksudnya bukan naik tangga aja).
Kinni persiapan sudah kandas, sudah siap maksudnya. Aku juga temanku berangkat.
Ngueng, akhirnya kami tiba. Kalian tau di mana SMA kami? Namanya MA Khairuddin, tapi banyak yang manggil MA Cairo. (Mungkin yang mendengarnya kayak risih ya? Cairo mana yah? masak di Mesir...?) He... bukan koq, sekolah ku letaknya di Jawa Timur, Malang Selatan dan berbelok-belok lah, aku nggak bisa ngungkapinnya.

Beberapa hari yang lalu, aku dapat telpon dari alumni MTs ku yang kemaren. Mereka menceritakan semua pengalaman MOS mereka dengan tertawa sendiri. Haru sekali saya mendengarnya, rasanya MOS teman-teman saya itu seru dan mengasyikkkan. Aku pengen banget cepat masuk Sekolah. Tapi niat saya gak kesampaian. Yah jelas gak kesampaian, masuknya aja seminggu setelah SMP dan SMA lain. Teman-temanku masuk tanggal 12 Juli 2010, dan sekolah saya baru masuk pada tanggal 19 Juli 2010.
Wah aku penasaran banget, gimana ya MOS di MA? apakah seseru di SMA lain ya?

(itu tadi sekedar cerita sebelum saya masuk, sekarang kita kembali ke awal cerita!)
Tiba di sekolah, masih berkabut sedikit ya! Sepiiiiiiiiiiiiiii banget... kira-kira saya datang pukul setengah tujuh. Lama juga menunggu pukul tujuh, akhirnya banyak siswa-siswi yang datang. Raut wajah mereka sama dengan raut wajah kami, (Bingung) kami juga baru di MA meski sebelumnya kami juga dari satu almamater mereka (MTs Cairo).

Bel berbunyi nyaring tepat di telinga. Kami disuruh absensi dulu. (tanda tangan + kenalan) Dari dulu, aku gak pernah suka yang namanya diam aja kalau bertemu dengan seseorang, apalagi mereka calon teman kita. yah meski mereka juga akan jadi teman kita se-almamater, tapi gak pantes banget kalau pertemuan cuman acuh aja. Aku memberanikan diri menyalami teman-temanku yang baru, (pertama teman-temanku dari MTs ku sendiri, lalu teman yang lainnya).

Aduch, kapan masuknya sich?? batinku...

Akhirnya, dikumpulkan juga kami, tepat hari senin juga, upacara dimulai. Pembacaan Surat Yasin yang dipimpin oleh Abah Qirom (Guru favorit saya di MTs). Hening, sunyi dan sejuk. Jelas saja acara toleh menolah masih belum kesampaian karena kami masih baru. (lagian mau noleh ke mana? gak ada yang kenal koq.)

Bla bla bla, sekian banyak kata, akhirnya kami dimasukkan di kelas. Tanpa ditanya lagi, kelas saya pasti X chee...
Di dalam cuman ada tes akademik apa itulah namanya. Kayaknya sih tes kecerdasan dech.
--- Yach masih ngerjain---
Pengerjaan selesai. di kumpulkan lalu guru PKLI masuk. Tes lagi. yang ini tes baca Al-Qur'an. Aku jadi deg-degkan. Bagaimana tidak, aku dipanggil paling akhir sama Mas (sopo yo) owh, kalau gak salah mas ajis, eh salah mas azis maksudnya (Maaph maz!)

Akhirnya waktu habis, sekarang masuk lagi kakak-kakak Ostrama lagi. Aku sudah lupa ngapain di dalam. Dan sekarang ini sudah dan itu juga sudah. Selesai. Lalu turun kembali ke lapangan. Pembagin jadwal buat 5 hari ke depan. "Ingat yach adek-adek, besok bawa ini dan itu. jangan lupa ini di bungkus dengan itu dan ini itu yang laennya lach!.."

Akhirnya pulang juga, setelah seharian belum makan, menuju warung favorit saya (mbak diah).
aku dan teman-temanku juga, duduk manis dan makan. Bla bla bla, pulang!

Esoknya, bangun pagi lagi, menyiapkan bekal buat nanti. Selesai. Berangkat. Tiba di sekolah. Masuk. Apel. Masuk kelas.
Nach ini bagian yang membuat saya ngantuknya minta ampun.
Pertama masuk di Lab. Bahasa (ada Dedy yang menerangkan struktur dari MA.) 45 menit habis, mas Azis dan mas tolhah masuk. menerangkan masalah internet. Email lah, Blogging lah, itulah. Eh, waktunya udah habis... (Eitz, tugas tuch, Buat Email N Blog, lalu nulis kesan N pesan Mos, teruz di kirim nang Mas azis) Aneh-aneh wae....

Lebih untungnya lagi, saya sudah bisa, meski gak se-propecional orang lain. yang penting saya cuman minat aja. Buat koleksi dan media yang saya pakai buat hobi saya yang suka nulis itu.

sudah. Keluar. Masuk lagi ke Kelas X a, kami turun. (dari kemaren cuman naik turun tangga aja. sampek kesel aku.) di sana ada pak Ghozali menerangkan masalah itu-itulah (nah ini yang buat saya pengen tidur, nguantuk puol). selesai. Keluar, masuk lagi ke Kelas X B, (naik lagi) ketemu sama Guru terpaporit saya lagi, Abah Qirom.....
Diberi ini dan itu, seru banget kalau sama Abah, Asyik....

Nah itu aja dech, capek aku nulis sambil duduk kayak gini dari tadi. Kita liat besok, apa yang akan terjadi...
Sekian.

Salam Termanizz,,
Izmanyzz...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alat Untuk Menggambar Lurus Tanpa Penggaris

Rasa-rasanya memang sangat susah untuk menggambar sebuah garis yang benar-benar lurus menggunakan pensil atau pulpen tanpa menggunakan sebuah penggaris. Memang mustahil, seandainya bisa menggambar garis lurus pun itu tak akan benar-benar lurus, pasti akan ada sedikit lekukan meskipun kecil. Hal inilah yang kemudian mengilhami seorang penemu asal korea bernama Giha Woo untuk menemukan sebuah alat yang bisa digunakan untuk menggambar sebuah garis lurus tanpa menggunakan sebuah penggaris sebagai alat bantu. Alat temuan Giha Woo ini dinamakan Constrained Ball, Alat yang berukuran mini terdiri dari sebuah poros roda dengan pemegang pensil yang membentuk sebuah sudut khusus sehingga memungkinkan untuk dimasuki pensil. Prinsip kerja alat ini sangatlah sederhana, yaitu hanya dengan terus membuat jarak roda dengan ujung pensil secara konstan, sehingga akan terbentuk garis lurus sejajar yang terbentuk dari goresan pensil atau pena yang digunakan. Alat ini sangat cocok digunakan oleh para arsitek...

Tanpa Ku...

Tawa itu hadir .. Senyum itu ada dalam hari"ku .. Tapi kini hilang .. Telah musnah semuanya bersama kepergianku darimu .. Luka ini, airmata ini, penyesalan ini akan aku bawa bersama kepergianku .. Maafkan aku akan cinta ini, akan kesetiaan ini, akan pengertian ini, akan pengapdian ini kepadamu .. Maafkan karna keterbatasanku .. Karna ketidak sempurnaanku .. Maaf jika aku pengecut .. Karna hati ini telah terluka (lagi) .. Terima kasih untuk lukaku, terima kasih buat airmata ini .. Penyesalan yang teramat sakit mungkin benar .. Semua ini salahku karna mecintaimu .. Karna aku tak pantas untuk dicinta .. Pergilah jika dirimu menginginkan .. Terbanglah bebas .. Kepakkan sayap.mu .. Karna kini kau telah bebas .. Jangan pernah ingat luka ini lagi .. Semuanya terlalu sakit untuk dikenang .. Jadikanlah aku ini kenangan burukmu .. Seharusnya aku sadar .. Seharusnya aku tau diri .. Karna tak seharusnya aku mecintaimu sedalam ini .. Lakukan apa yang ingin kau lakukan .. Aku tak,akan menggangg...