"Fatir, kau tau di mana Bella? Aku belum melihatnya semenjak permainan dimulai." cemas Rea.
"Ah, kau malah tanya padaku, teman-teman lainnya juga khawatir padanya. Kira-kira ke mana si Maniz itu." Balik Fatir.
Suasana di perkemahan sungguh ribut. Pencarian yang diadakan kelompok Mawar tak henti-hentinya dilakukan, namun hasilnya hanya nihil.
__
Sedangkan di perjalanan Bella,,
"Oh Tuhan, mampukah aku menjajaki gunung pencakar langit ini? Rasanya letih sekali aku mengikuti langkah kaki yang semakin getir ini. Aku lelah Tuhan."
Bella terus berjalan meski dia tidak tau ke mana langkah dan gelap menuntunnya. Dia menegur dirinya sendiri atas kesalahannya. Tak terasa air mata mulai menitik di pipi manisnya.
"Aku sadar Tuhan, bahwa aku memang egois, aku terlalu mengedepankan emosiku. Aku tak bisa mengerti perasaan mereka sebagai teman karibku. Aku sungguh menyesal."
___
Perjalanan terus berlangsung, begitu juga pencarian hilangnya Bella secara misterius.
"Ah....." Suara di sekitar semak belukar terdengar amat jelas untuk para rescue. "Rea, are you okay? what's going on?" Sambut Fatir menangkap Rea yang terpeleset. Semua ikut panik, mereka mengira itu Bella tapi teman karibnya, Rea.
"I'm Fine Fat, i just thought that Bella was around." jelas Rea. semua mata saling berpandangan.
"Oh God, can you hear me? Sudahlah, nanti Bella pasti ketemu. Berharap dan berdo'alah Rea!" Rupanya Fatir khawatir juga pada Rea.
___
"Aku tahu Tuhan, bahwa aku lalai dalam menjalani hid `upku di bawah bimbingan-Mu. Seakan aku hanya hidup sendiri. Kini semuanya berbalik dan pergi meninggalkanku. Tuhan, Beri aku kekuatan untuk tetap berdiri dan menjadi diriku sendiri." Bella mulai lelah dengan perjalanannya yang melelahkan tanpa kepastian.
Komentar
Posting Komentar