Tuhan, aku sakit. Ketika aku menyadari apa yang telah terjadi dan apa yang telah aku lakukan, aku sedikit menyesal. Meski sesal itu hanya sekelumit menerawang di sudut hatiku. Tapi, aku bisa merasakan bahwa hatiku masih bisa berdetak. Aku ingin sekali menangis, namun rasanya percuma saja. Mungkin jika aku diam, semua akan lebih dari yang baik. Namun jika semua malah jadi lebih buruk, mungkin lebih baik aku pergi. Menjemput para bidadari. Menangis di sudut surga. Mengingat semua kepalsuan hati yang pernah ku rasakan.
Andai kau tau kasih, aku terluka amat dalam. Mungkin bagimu, luka ini hanya kecil, namun kau selalu menumbuhkan luka-luka kecil yang kini menggerogoti hatiku. Lalu apa yang harus ku lakukan kasih? Aku masih tak bisa mengerti hatiku sendiri. Aku layu di antara bunga-bunga yang kau sapa.
Biarlah aku yang tau, setiap malam yang ku habiskan untuk menangis, setiap detik yang ku lantunkan do’a agar diriku segera meninggalkan dunia ini, setiap menit yang basah karena air mata luka, dan detakan jam yang semakin larut demiku menemani mimpiku yang buruk.
Aku rela jika harus terluka. Aku rela jika harus merana. Karena aku masih percaya, bahwa cinta itu ada. Darimu kasih…
Komentar
Posting Komentar