Pagi ini, tetap seperti pagi-pagi yang lalu. Sendiri dan sepi. Tak ada yang lebih indah dan berubah dari hari yang lalu. Selalu seperti ini. Hatiku yang hancur berkeping-keping kini juga belum bisa merekat kembali. Tetap pada tempatnya. Rasanya aku sulit sekali untuk bernafas. Mengingat semua itu, aku jadi benar-benar rapuh. Aku lelah. Aku sangat marah mendengar semuanya, meski ada secercah rasa iba untuknya, namun tak sadarkah luka ini benar-benar mengiris jiwa?
Aku seperti tidur di istana dalam sebuah dongeng yang menceritakan sebuah legenda yang tak pernah ada. Sekarang, bagaimana aku bisa bangun dari negri dongeng yang menceritakan penderitaan-penderitaan yang tak pernah usai?
Kenapa sih semuanya malah jadi kayak gini? Aku tidak pernah bermaksud menyakiti seseorang yang bener-bener aku sayangi. Kau salah faham kasih! Aku masih tetep dan benar-benar sayang dan rasa sayang itu tak pernah berubah. Itu hanya perasaanmu, aku benci pada dirimu sebenranya tidak begitu aku masih seperti dulu. Ku mohon kasih, jangan membuat masalah ini jadi tambah rumit.
Tuhan! Kini aku benar-benar mati. Mati dalam gambangan kisah cinta yang rumit. Melantun dengan perlahan, menjerumuskan diri dalam kubangan api. Rasa sayang yang semestinya terawat, kini telah menjadi rasa yang ingin aku hapus segera.
Tuhan! Aku merasakan sakit itu kembali. Saat aku mendengar tawanya dari kejauhan, seperti itu hatiku teriris. Tuhan! Maafkan aku yang terus mengeluh padamu. Aku benar-benar tidak tau harus mencurahkan kepada siapa lagi. Sahabatku pergi dan kini aku hanya sendiri dengan masa lalu dan gunungan masalah yang terlalu rumit untuk ku selesaikan sendiri. Kepalaku benar-benar tak mau menyeringai perasaanku. Mereka sama-sama egois. Mereka tak mau tau bagaimana aku menjalani kehidupan yang ribet ini.
Aku tak pernah ingin melukai seseorang yang menyayangiku. Namun bagaimana luka itu kembali padaku?
Komentar
Posting Komentar