Langsung ke konten utama

Hatiku

Pagi ini, tetap seperti pagi-pagi yang lalu. Sendiri dan sepi. Tak ada yang lebih indah dan berubah dari hari yang lalu. Selalu seperti ini. Hatiku yang hancur berkeping-keping kini juga belum bisa merekat kembali. Tetap pada tempatnya. Rasanya aku sulit sekali untuk bernafas. Mengingat semua itu, aku jadi benar-benar rapuh. Aku lelah. Aku sangat marah mendengar semuanya, meski ada secercah rasa iba untuknya, namun tak sadarkah luka ini benar-benar mengiris jiwa?

Aku seperti tidur di istana dalam sebuah dongeng yang menceritakan sebuah legenda yang tak pernah ada. Sekarang, bagaimana aku bisa bangun dari negri dongeng yang menceritakan penderitaan-penderitaan yang tak pernah usai?

Kenapa sih semuanya malah jadi kayak gini? Aku tidak pernah bermaksud menyakiti seseorang yang bener-bener aku sayangi. Kau salah faham kasih! Aku masih tetep dan benar-benar sayang dan rasa sayang itu tak pernah berubah. Itu hanya perasaanmu, aku benci pada dirimu sebenranya tidak begitu aku masih seperti dulu. Ku mohon kasih, jangan membuat masalah ini jadi tambah rumit.

Tuhan! Kini aku benar-benar mati. Mati dalam gambangan kisah cinta yang rumit. Melantun dengan perlahan, menjerumuskan diri dalam kubangan api. Rasa sayang yang semestinya terawat, kini telah menjadi rasa yang ingin aku hapus segera.

Tuhan! Aku merasakan sakit itu kembali. Saat aku mendengar tawanya dari kejauhan, seperti itu hatiku teriris. Tuhan! Maafkan aku yang terus mengeluh padamu. Aku benar-benar tidak tau harus mencurahkan kepada siapa lagi. Sahabatku pergi dan kini aku hanya sendiri dengan masa lalu dan gunungan masalah yang terlalu rumit untuk ku selesaikan sendiri. Kepalaku benar-benar tak mau menyeringai perasaanku. Mereka sama-sama egois. Mereka tak mau tau bagaimana aku menjalani kehidupan yang ribet ini.

Aku tak pernah ingin melukai seseorang yang menyayangiku. Namun bagaimana luka itu kembali padaku?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alat Untuk Menggambar Lurus Tanpa Penggaris

Rasa-rasanya memang sangat susah untuk menggambar sebuah garis yang benar-benar lurus menggunakan pensil atau pulpen tanpa menggunakan sebuah penggaris. Memang mustahil, seandainya bisa menggambar garis lurus pun itu tak akan benar-benar lurus, pasti akan ada sedikit lekukan meskipun kecil. Hal inilah yang kemudian mengilhami seorang penemu asal korea bernama Giha Woo untuk menemukan sebuah alat yang bisa digunakan untuk menggambar sebuah garis lurus tanpa menggunakan sebuah penggaris sebagai alat bantu. Alat temuan Giha Woo ini dinamakan Constrained Ball, Alat yang berukuran mini terdiri dari sebuah poros roda dengan pemegang pensil yang membentuk sebuah sudut khusus sehingga memungkinkan untuk dimasuki pensil. Prinsip kerja alat ini sangatlah sederhana, yaitu hanya dengan terus membuat jarak roda dengan ujung pensil secara konstan, sehingga akan terbentuk garis lurus sejajar yang terbentuk dari goresan pensil atau pena yang digunakan. Alat ini sangat cocok digunakan oleh para arsitek...

Tanpa Ku...

Tawa itu hadir .. Senyum itu ada dalam hari"ku .. Tapi kini hilang .. Telah musnah semuanya bersama kepergianku darimu .. Luka ini, airmata ini, penyesalan ini akan aku bawa bersama kepergianku .. Maafkan aku akan cinta ini, akan kesetiaan ini, akan pengertian ini, akan pengapdian ini kepadamu .. Maafkan karna keterbatasanku .. Karna ketidak sempurnaanku .. Maaf jika aku pengecut .. Karna hati ini telah terluka (lagi) .. Terima kasih untuk lukaku, terima kasih buat airmata ini .. Penyesalan yang teramat sakit mungkin benar .. Semua ini salahku karna mecintaimu .. Karna aku tak pantas untuk dicinta .. Pergilah jika dirimu menginginkan .. Terbanglah bebas .. Kepakkan sayap.mu .. Karna kini kau telah bebas .. Jangan pernah ingat luka ini lagi .. Semuanya terlalu sakit untuk dikenang .. Jadikanlah aku ini kenangan burukmu .. Seharusnya aku sadar .. Seharusnya aku tau diri .. Karna tak seharusnya aku mecintaimu sedalam ini .. Lakukan apa yang ingin kau lakukan .. Aku tak,akan menggangg...